Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan pada tubuh sehingga berpotensi mengganggu kesehatan. Obesitas pada anak bisa terjadi karena berbagai penyebab, namun faktor utamanya adalah ketidakseimbangan asupan yang masuk dan kalori yang dikeluarkan. Ketika energi yang dikonsumsi lebih besar daripada yang dikeluarkan, energi yang berlebih ini akan mengakibatkan penumpukan lemak di dalam tubuh.
Indonesia tidak hanya menghadapi keadaan anak dengan gizi kurang, namun juga anak dengan gizi lebih seperti kegemukan dan obesitas yang saat ini semakin meningkat jumlahnya. Keadaan obesitas pada masa kanak-kanak apabila bertahan hingga masa dewasa, dapat memunculkan penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung di usia dewasa muda. Sehingga, penting untuk mengetahui status gizi anak sejak dini.
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang serta kelompok umur. Kalori dalam makanan berbeda dengan kandungan zat gizi yang ada di dalam makanan. Sebagai contohnya, dalam suatu makanan mengandung kalori yang besar, bukan berarti kandungan zat gizi yang ada di dalamnya juga lengkap. Bisa saja lebih banyak jumlah karbohidrat dan lemaknya daripada zat gizi lainnya. Apabila konsumsi lemak dan karbohidrat berlebihan, maka pertumbuhan anak juga bisa terganggu karena kebutuhan gizi yang tidak tercukupi.
Orang tua berperan penting dalam hal pemilihan bahan makanan serta menyiapkan makanan yang ingin dikonsumsi anak. Perubahan kecil dapat membuat perbedaan besar dalam kesehatan anak Anda. Mulailah untuk melengkapi makan anak Anda dengan karbohidrat yang cukup, lauk lengkap dengan protein hewani (ayam, ikan, daging merah, telur, dsb) dan protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan, dsb), sayur yang beragam dan cukup buah.