Gula terbuat dari kombinasi glukosa dan fruktosa, yang saling berikatan membentuk sukrosa. Gula tidak memiliki tambahan vitamin atau zat gizi lainnya. Sebagai karbohidrat padat kalori, gula berasal dari tanaman bit dan tebu. Gula membutuhkan beberapa langkah pemrosesan sebelum menjadi gula meja halus dan berbutir yang paling sering kita gunakan. Dari sekian banyak jenis gula, gula putih dan gula merah adalah yang paling umum digunakan.
Menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali merupakan hal yang penting bagi penderita diabetes. Kontrol yang baik dapat membantu mencegah atau memperlambat komplikasi diabetes, seperti kerusakan saraf, mata, atau ginjal.
Gula tambahan, seperti gula pasir putih dan madu, berada di urutan teratas dalam daftar makanan yang dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Namun, apakah semua gula tambahan memengaruhi gula darah dengan cara yang sama?
Indeks glikemik (GI) adalah nilai yang digunakan untuk mengukur seberapa besar makanan tertentu meningkatkan kadar gula darah. Makanan diklasifikasikan sebagai makanan glikemik rendah, sedang, atau tinggi dan diberi peringkat pada skala 0-100. Semakin rendah GI makanan tertentu, semakin kecil pengaruhnya terhadap kadar gula darah Anda.
Gula putih dan gula batu memiliki indeks glikemik 65, dan madu dengan GI 58 termasuk dalam golongan makanan dengan indeks glikemik sedang. Sedangkan gula aren memiliki GI 35 dan gula merah 54 sehingga termasuk dalam golongan GI rendah.
Artinya, gula aren dan gula merah tidak secepat gula putih, gula batu, dan madu dalam hal menaikkan kadar gula darah. Namun tetap ingat bahwa semua itu adalah sumber karbohidrat, dan masuk dalam hitungan asupan karbohidrat harian kita sehingga konsumsinya perlu dibatasi. Untuk penderita diabetes, dianjurkan mengganti pemanis dengan pemanis rendah karbohidrat seperti sukralosa, xylitol, stevia.
Konsultasikan kembali dengan Ahli Gizi terkait pengaturan makan yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.