Apakah Obesitas Berbahaya terhadap Keseimbangan Hormon?

Healthy friends pasti udah gak asing lagi dengan istilah obesitas. Tapi, tau gak sih kalo obesitas merupakan kondisi kronik yang disebabkan oleh multifaktor, baik genetik, metabolisme, gaya hidup, komponen perilaku, maupun lingkungan. Wah, banyak juga ya sebabnya dan ternyata gak hanya disebabkan oleh kelebihan asupan aja.

Gak hanya faktor penyebabnya aja yang banyak, ternyata dampak dari obesitas gak kalah banyak terhadap tubuh kita, salah satunya adalah perubahan hormon.

Fungsi hormon somatotropin pada orang obesitas menjadi menurun yang menyebabkan peningkatkan peredaran insulin dan asam lemak bebas. Selain itu, kekurangan hormon ini juga akan menyebabkan perubahan komposisi tubuh berupa kenaikan massa lemak tubuh yang ditandai dengan penumpukan lemak di perut. Nah, ini yang bikin terlihat gemuk secara visual.

Tiroid itu berperan penting dalam menjaga homeostasis energi dalam tubuh. Level hormon tiroid bisa jadi bahan pertimbangan untuk melihat adanya ketidakseimbangan energi pada orang obesitas. Meningkatnya hormon tiroid pada orang obesitas dipicu oleh tidak berfungsinya neuroendokrin yang menyebabkan sekresi hormonnya jadi berlebihan. Peningkatan level hormon ini juga menjadi suatu tanda adanya resitensi hormon. Waduh, gara-gara status gizi lebih bisa sampe kesana-kemari deh!

Obesitas tipe 1 terbukti berkaitan dengan rendahnya leptin dan bahkan, obesitas tipe 2 dikatakan leptin resistance atau kebal terhadap leptin. Padahal, leptin adalah hormon yang berperan dalam menekan rasa lapar dalam tubuh. Secara fisiologis, ekspresi hormon leptin pada orang obesitas menjadi terganggu yang dampaknya secara fisik adalah kenaikan berat badan yang tidak diinginkan. 

Obesitas seringnya berkaitan dengan rendahnya level hormon androgen yang dihasilkan oleh kelenjar seksual pada laki-laki dan memperburuk penumpukan lemak. Sedangkan, kenaikan berat badan dan jaringan lemak bisa berkaitan dengan abnormalitas level hormon steroid seks pada wanita yang belum menopause maupun sudah menopause. Wanita obesitas juga tinggi hormon testosteron dan androgen yang memicu terjadinya polycystic ovarium syndrome atau kerap disebut PCOS dan hirsutisme (kelebihan bulu/rambut di bagian yang tidak diinginkan).

Ini sebetulnya cuma sebagian dampak secara hormonal aja sih, healthy friends. Masih ada banyak dampak negatif lain yang disebabkan oleh obesitas ini. Gak mau kan tubuhnya yang terlahir sehat tapi jadi terjangkit banyak masalah karena malas mengelola asupan dan gerak ? 

Kalau konten ini bermanfaat jangan lupa dibagikan kepada orang-orang yang Anda sayangi ♡
WhatsApp
Facebook
Twitter
Telegram
Picture of Ulfa Dzakiyyah Al-istiqomah, S.Gz.

Ulfa Dzakiyyah Al-istiqomah, S.Gz.

Konsultasi Sekarang

TikTok Feeds

Copyright © 2025 The Doctor Diet | All Rights Reserved