Cegah Anemia, Yuk Kenali Besi Heme dan Nonheme!

Anemia merupakan suatu keadaan medis dimana sel darah merah sehat tidak cukup untuk membawa oksigen menuju jaringan-jaringan tubuh. Anemia terdiri dari tiga kategori yaitu anemia defisiensi zat besi, anemia defisiensi vitamin B12, dan anemia defisiensi asam folat (vitamin B9). Tahukah kamu, anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering ditemui. Gejala anemia menurut Kemenkes antara lain adalah lemah, lelah, kulit terlihat pucat, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, radang, kuku rapuh, dan nyeri dada/detak jantung cepat. Nah, healthy friends apakah sering mengalami gejala-gejala tersebut? Jika mengalaminya, kemungkinan besar healthy friends mengalami anemia. Oleh karena itu, kita perlu melakukan pencegahan terjadinya anemia. Yuk simak penjelasan berikut ini.

Zat besi merupakan komponen penting dalam beberapa fungsi tubuh, terutama dalam sintesis hemoglobin dan transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Hemoglobin adalah salah satu indikator yang menjadi patokan dalam menentukan kejadian anemia terutama anemia defisiensi zat besi. Jika kita kekurangan zat besi, maka akan kekurangan sel darah merah untuk transportasi oksigen, hal ini akan mengarah ke gejala kelelahan yang terkadang akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Zat besi dalam makanan terbentuk dalam dua jenis yaitu heme dan non-heme. Zat besi heme biasa ditemukan pada makanan hewani dalam bentuk hemoglobin dan mioglobin sedangkan zat besi non-heme biasa ditemukan pada makanan nonhewani atau dari tumbuhan.  Zat besi pada makanan fortifikasi dan suplemen biasanya juga termasuk dalam kategori zat besi non-heme. Berikut sumber makanan dari zat besi heme dan non-heme,

Sumber zat besi heme:
1. Daging unggas (ayam,bebek, dll)
2. Daging sapi
3. Ikan
4. Hati sapi/hati ayam
5. Seafood (tiram,kerang,dll)

Sumber zat besi non-heme:
1. Kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, dll)
2. Biji-bijian (biji bunga matahari, biji labu, dll)
3. Sayuran hijau (bayam, sawi hijau, brokoli)

Zat besi heme lebih baik dan siap untuk diserap oleh tubuh serta memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan zat besi non-heme. Bioavailabilitas zat besi diestimasi sebesar 14% hingga 18% bagi mereka yang mengonsumsi makanan hewani dan serendah 5% hingga 12% bagi mereka yang mengonsumsi makanan nabati. Lalu, kira-kira bagaimana ya penyerapan zat besi pada tubuh kita?

95% dari zat besi fungsional pada tubuh manusia merupakan zat besi heme.  10-15% dari total asupan zat besi pada pangan  merupakan zat besi heme. Penyerapan zat besi terjadi di usus halus, terutama di duodenum dan jejunum bagian atas. Zat besi heme diserap oleh tubuh sebanyak 15-35%, sedangkan zat besi non-heme diserap oleh tubuh sebanyak 2-20%.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi peningkatan diserapnya zat besi oleh tubuh, beberapa komponen pangan dapat meningkatkan atau menghambat proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Zat besi heme pada daging, ikan, dan unggas (disebut MFP (meat fish poultry) factor) secara signifikan meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber non-heme ketika dikonsumsi secara bersamaan. Selain itu, penyerapan zat besi terutama zat besi non-heme dapat dibantu oleh Vitamin C dengan membantu menyimpan zat besi dalam bentuk yang mudah diserap oleh tubuh, oleh karena itu Vitamin C juga disebut dengan enhancers. Beberapa contoh sumber vitamin C adalah jeruk, lemon, stroberi, dan lain-lain. Namun healthy friends juga perlu ketahui apa saja yang dapat menghambat proses penyerapan zat besi supaya tepat dalam konsumsi pangan yang dapat mencegah anemia. Apa saja ya zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi?

Zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi bisa disebut dengan inhibitors. Beberapa zat tersebut adalah fitat, tanin, oksalat, kaferin, yang terdapat dalam produk kacang-kacangan, teh, dan kopi. So, perlu diperhatikan juga ya healthy friends terkait konsumsi makanannya, jangan sampai ada zat penghambat yang dikonsumsi bersamaan dengan pangan sumber zat besi. Bagi penderita anemia defisiensi zat besi, lebih disarankan untuk memperbanyak konsumsi sumber pangan zat besi heme karena proses penyerapannya yang lebih baik dibandingkan dengan zat besi non-heme, tapi bukan berarti zat besi non-heme tidak dikonsumsi ya healthy friends! Zat besi sudah dasarnya menjadi kebutuhan mikronutrien bagi tubuh kita, khususnya bagi penderita anemia. Jadi baik zat besi yang berasal dari hewani maupun nabati itu tetap perlu dipenuhi yaa! Tidak hanya zat besi, perlu juga untuk selalu konsumsi makanan gizi seimbang ya healthy friends supaya kebutuhan gizi kita termasuk vitamin dan mineral yang selain zat besi juga bisa terpenuhi. 

Kalau konten ini bermanfaat jangan lupa dibagikan kepada orang-orang yang Anda sayangi ♡
WhatsApp
Facebook
Twitter
Telegram
Hasna Izdihar, S.Gz.

Hasna Izdihar, S.Gz.

Konsultasi Sekarang

Kategori

Populer

Konsultasi

Tes Resiko Penyakit

TikTok Feeds

Copyright © 2024 The Doctor Diet | All Rights Reserved