Tubuh manusia membutuhkan garam agar bisa berfungsi dengan baik, sehingga kita sebenarnya perlu mengonsumsi garam setiap hari.
Garam memang bisa mempengaruhi berat badan karena sifatnya yang mengikat air. Jadi, ketika kita mengkonsumsi garam berlebih, akan terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh, menyebabkan berat badan Anda bertambah.
Namun, tubuh akan mengeluarkan garam bersama dengan air secara bertahap dalam bentuk urin, sehingga Anda tidak perlu khawatir akan bertambah gemuk ketika mengonsumsi garam.
Hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah garam yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan ataupun kelebihan garam, mempunyai efeknya tersendiri.
Kekurangan garam bisa langsung berdampak buruk pada tubuh, misalnya lemas, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, kram otot, mual, muntah, hingga pingsan.
Tubuh membutuhkan garam dalam jumlah kecil, yaitu kurang lebih 1 sendok teh ‘rata’ setiap hari. Jumlah itu bisa dikurangi kalau sudah mengonsumsi sumber garam lainnya.
Garam yang dimaksud adalah kandungan natriumnya (Na).
Natrium ada di berbagai macam makanan dan minuman, tapi yang paling umum memang ada di garam dapur.
Natrium juga ada di dalam bahan berikut.
- Micin dan penyedap, baik dari jamur, ayam, sapi, dan lain-lain.
- Pengawet makanan kaleng umumnya juga mengandung natrium benzoate. Misalnya Anda makan buah kaleng yang manis itu, Anda juga otomatis mengonsumsi makanan yang mengandung garam natrium.
- Kue atau roti yang menggunakan soda kue atau natrium bikarbonat.
- Daging olahan seperti corned beef. Garamnya semakin banyak karena selain berasal dari bumbu atau perasa, juga ditambah lagi dari pengawetnya yaitu natrium bisulfat.
Silakan konsultasi ke dokter atau ahli gizi untuk mengetahui diet dan kebutuhan garam yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda, khususnya jika Anda memiliki riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah yang sering tinggi.